4 Pembantaian Paling Sadis Di Lingkungan Sekolah
4 Pembantaian Paling Sadis Di Lingkungan Sekolah - Sangat ironis sekali sekolah yang seharusnya menjadi tempat menuntut ilmu dan membentuk pribadi yang baik dijadikan sebagai tempat pembantaian dalam serangkaian kasus pembunuhan, Tidak jarang pelaku pembunuhan sendiri adalah siswa bahkan staf sekolah tersebut. Yang tentunya menjadi tragedi yang sangat memilukan.Berikut 4 Pembantaian Paling Sadis Di Lingkungan Sekolah :
1. Bath Elementary School, Michigan (45 korban tewas)
Serangan sekolah paling awal dan terburuk terjadi pada 18 Mei 1927, ketika Andrew Kehoe, marah atas penyitaan lahan pertaniannya dan menyalahkan pada pihak pajak properti untuk bangunan sekolah baru, ia dengan sengaja memasang bahan peledak di basement Sekolah Bath Konsolidasi. Sebelumnya Kehoe telah membunuh istrinya dan menghancurkan tanah pertaniannya miliknya sendiri. Dia kemudian bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri didalam mobil pribadi yang diparkir di luar sekolah setelah ledakan ruang bawah tanah terjadi, kejadian ini memakan 45 korban jiwa termasuk 39 siswa yang masih anak-anak dan korban luka sebanyak 58 orang. Dan yang lebih mengkhatirkan lagi sebagian bahan peledak belum meledak.
2. Virginia Tech, Blacksburg,VA (33 korban tewas)
Ini adalah insiden penembakan paling tragis yang dilakukan seoarang pria bersenjata api. Pelaku penembakan bernama Cho Seung-Hui seorang mahasiswa senior di Virginia Tech, yang membawa dua pistol yang dibelinya secara legal di kampus pada tanggal 16 April 2007, dan menembak dua orang di asrama sekitar pukul 7.15 Lalu, sekitar dua setengah jam kemudian, ia memasang rantai dan mengunci beberapa pintu keluar di sebuah bangunan kelas di kampus tersebut dan menembaki secara brutal siswa yang ada di dalam kelas maupun di lorong. Ketika kedua serangan itu berakhir, tercatat orang 15 terluka dan 33 tewas, termasuk Seung-Hui, yang tewas bunuh diri. Sementara motif pembunuhan tidak diketahui dan para korban tampaknya telah dipilih secara acak, Seung-Hui telah dinyatakan sakit jiwa pada tahun 2005.
3. University of Texas, Austin (18 korban tewas)
Menurut sejarah, ini adalah peristiwa pembantaian paling brutal yang berlokasi di sebuah universitas. Pada 1 Agustus 1966, Charles Joseph Whitman, seorang mahasiswa di University of Texas di Austin jurusan kelautan yang telah dikeluarkan, ia memasuki menara Gedung Utama tidak lama setelah pukul 11.30 pagi, dipersenjatai dengan tujuh senjata tajam dan senjata api lengkap dengan isi ulang peluru. Whitman membunuh seorang resepsionis dan dua orang lain di menara. Dia menembak dari titik pandang selama sekitar 96 menit, tampaknya secara acak memilih korban. Whitman akhirnya dibunuh oleh polisi, yang berhasil sampai ke dek. Sekitar 30 orang terluka dan 18 tewas. Yang terakhir termasuk Whitman, istri dan ibunya – yang ia bunuh malam sebelumnya.
Dalam suratnya, Whitman menyatakan motivasinya sebagai kombinasi dari pikiran irasional dan akibat dari pelecehan yang sebelumnya ia terima (dikeluarkan dari universitas texas tempatnya berkuliah). Hasil otopsi mengungkapkan bahwa ia menderita tumor otak, tetapi masih diperdebatkan apakah faktor ini memiliki hubungan satu sama lainnya.
4. Columbine High School, Littleton, Kolombia (15 korban tewas)
Pada tanggal 20 April 1999, sekitar pukul 11.15 am, siswa Columbine Eric Harris dan Dylan Klebold memasuki kafetaria dan meninggalkan tas ransel berisi dua bahan peledak yang telah diimprovisasi. Mereka kemudian keluar ke mobil yang telah diparkirkan. Bom-bom itu tidak meledak, sehingga Harris dan Klebold, yang mempersenjatai diri mereka dengan empat senapan, beberapa senjata tajam dan bahan peledak memulai serangan mereka dengan menembak dari luar tangga dan melemparkan bahan peledak. Mereka bergerak dari luar lobi hingga lorong-lorong, menembak secara acak siapa pun di depan mata dan menyiapkan bahan peledak yang lebih banyak. Serangan itu terkonsentrasi di sekitar area kantin laboratorium, perpustakaan dan ilmu pengetahuan. Harris dan Klebold bunuh diri sekitar pukul 12.08 pm, dan pada pukul 4.45 pm team SWAT membersihkan dan mengevakuasi seluruh sekolah.
Pada akhirnya 23 orang terluka dan 15 mati, yang terdiri dari 12 siswa, satu guru dan pelaku. Namun serangan bisa saja jauh lebih buruk, karena 59 dari 89 bahan peledak di halaman sekolah tidak meledak.
0 komentar:
Posting Komentar