Virus Cytomegalo diketahui masih berteman dengan virus Herpes yang
bersifat laten dalam tubuh manusia. Virus tersebut biasanya terdapat di
kelenjar air liur, air seni, lendir leher rahim, sperma, air susu ibu
dan darah. Penularan virus itu selain lewat berciuman, dapat pula
melalui transplantasi organ, donor darah, persalinan dan juga oral seks.
Memang serangan virus ini tidak mematikan tapi belakangan virus ini bisa
beredar dalam darah sehingga berpotensi menimbulkan kerusakan pada
pembuluh darah koroner. Perlu diketahui, bahwa kehadiran kuman dan virus
tertentu dapat mendorong terjadinya penyakit jantung koroner dan
munculnya penyakit keletihan yang menahun (chronic fatigue syndrome).
Selain menimpa orang dewasa, infeksi virus Cytomegalo juga dapat
menyerang anak yang masih ada di dalam kandungan. Jika ibu hamil
mengidap virus itu, diduga anak yang dikandungnya dapat mengalami
kerusakan otak dan akan lahir cacat. Oleh sebab itu, setiap ibu hamil
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah TORCH (kependekan dari 4
jenis penyakit yaitu Toxoplasma, Rubella atau campak, Cytomegalo virus
itu sendiri dan Herpes). Keempat penyakit tersebut memang seringkali
menyerang ibu yang sedang hamil.
Jika hasil pemeriksaan TORCH adalah positif, ibu hamil sebaiknya harus
disembuhkan dulu dari penyakit tersebut karena nantinya bisa mengganggu
anak yang akan dikandungnya. Setelah si ibu sembuh dari penyakitnya,
maka si ibu dapat hamil dengan aman. Jika tidak, maka akan memungkinkan
terjadinya keguguran, anak mati dalam kandungan, atau anak lahir cacat.
Anak dalam kandungan yang ibunya mengidap penyakit-penyakit tersebut,
terancam dapat mengalami kelainan jantung, tuli, ukuran kepala yang
sangat besar (hydrocephalus), dan bentuk cacat lahir lainnya.
Pfeiffersches Drüsenfieber (PD) atau kissing desease atau dalam bahasa
kedokterannya infeksi mononucleosis, merupakan penyakit yang disebabkan
oleh virus Epstein-Barr. Penyakit ini mirip dengan flu, pilek, batuk
berdahak, badan lemas, persendian terasa sakit dan demam; hanya saja
lebih lama dibandingkan flu. Sejak awal terserang sampai sembuh total
membutuhkan waktu 2-3 minggu (malah beberapa sumber mengatakan hingga 8
minggu). PD lebih banyak menyerang orang dewasa. Menurut data kedokteran
lebih dari 95% orang dewasa berumur antara 15 – 35 tahun terserang PD.
Hanya sebagian kecil terkena di rentang umur 4-15 tahun. Statistik juga
menunjukkan sebagian besar penderita hanya akan menderita PD satu kali
seumur hidup, walaupun tetap ada beberapa kasus yang menunjukkan pasien
menderita lebih dari satu kali. Untuk kasus terakhir ini semakin sering
terkena PD, maka kekebalan tubuh terhadap PD akan semakin rendah hingga
membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh total.
Penyebaran
Virus ini sudah lama dikenal terutama di negara-negara eropa dan
amerika. Untuk negara maju, saudaranya, virus Cytomegalo, lebih
terkenal. Perbedaannya, Cytomegalo sudah ada obatnya tapi untuk EBV
belum ada obatnya.
Gejala
Demam untuk 2 minggu pertama diikuti dengan sakit tengorokkan, badan
lemas tak bertenaga (bisa hingga 1 bulan), sakit kepala dan otot, serta
dalam beberapa kasus bisa terjadi pembesaran hati dan limpa.
Untuk anak kecil, kondisinya dapat kronis, yakni batuk, pilek (semua
gejala flu) yang berlangsung lama dan tidak sembuh (1 bulan hingga
tahunan).
Diagnosa
Dikarenakan gejala yang sangat mirip dengan flu menyebabkan PD sangat
sulit di deteksi dan bisa menyebabkan kesalahan diagnosa. Selain waktu
sakit yang lama, pemeriksaan darah bisa menujukkan secara pasti mengenai
keberadaan EBV. Salah satu paramater pemeriksaan darah, EBVIGG1 akan
menunjukkan nilai yang significant. Selain itu, karena keberadaan EBV,
akan memicu peningkatan kadar darah putih. Dalam beberapa kasus kadar
darah putih akan meningkat 40% dari normal pada minggu pertama dan 90%
pada minggu ketiga. Tingginya kadar darah putih ini juga bisa
menyebabkan pembengkakkan pada limpa.
Minggu, 13 Januari 2013
Mengenal Virus Cytomegalo
Diposting oleh Aris Nofrianta di 20.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar